pertumbuhan ekonomi

LIPI: Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Tembus 5,9%
Whery Enggo Prayogi - detikFinance




Jakarta - Perekonomian Indonesia tahun depan diperkirakan dapat lebih tinggi dari target pemerintah, yang dipatok 5,5%. Asalkan pemerintah memegang komitmen awal, dengan mendorong laju industrialisasi dan pertumbuhan sektor infrastruktur, maka ekonomi Indonesia dapat tumbuh mencapai 5,9%.

Demikian disampaikan Ekonom dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Agus Eko Nugroho kepada detikFinance saat ditemui usai outlook ekonomi Indonesia Tahun 2010 di kantornya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (20/12/2009).

Ia menjelaskan, LIPI menatap ekonomi Indonesia jauh lebih optimis, dibanding pemerintah. Angka pertumbuhan bisa mencapai 5,9%, walaupun diperkirakan ada lonjakan inflasi sebesar 5,6%.

"Kami lebih optimis di angka 5,9%. Namun asalkan faktor-faktor internal dan eksternal dicermati dan diperhatikan," ujar Agus.

Dia mencontohkan, bagaimana pemerintah harus serius dalam program industrialisasi, yang telah lama dicanangkan. Selain itu, sektor infrastruktur yang mempunyai multiple effect yang besar diharapkan dapat ditingkatkan.

"Kita banyak belajar dari krisis yang lalu, dimana saat (ekonomi) dunia turun drastis karena didorong export, Indonesia tetap positif karena kekuatan ekonomi domestik dan capital outflow. Tentu di tahun depan, infrastruktur dan industrialisasi harus dijalankan, jika ingin ekonomi tumbuh 5,9%," ujarnya.

Menurutnya, Indonesia belum bisa menyelaraskan produksi yang diolah di dalam negeri dengan permintaan pasar. Akibatnya, fundamental ekonomi dalam negeri sangat rentan inflasi, karena pemenuhan kebutuhan tidak direspon dengan cepat.

"Kekuatan supply kita harus lebih cepat dong. Produksi kita selama ini tidak cepat menyesuaikan demand. Akibatnya mudah panas, dan inflasi cepat naik. Untuk itulah pentingnya restrukturisasi produksi," paparnya.

Ditambahkannya, pada tahun depan BI rate bisa mencapai 7%, dengan nilai tukar IDR dengan dollar AS diperkirakan Rp 10.200. Bandingkan versi pemerintah yang konservatid di Rp 10.000, dengan BI rate 6,5%. Harga minyak diprediksi US$ 74 per barek, dengan pertumbuhan ekspor mencapai 6,9% dan impor7,1%.

"Defisit APBN kita terhadap PDB berkisar 1,61%. Versi APBN 1,62%. Investasi di PMDN sekitar Rp 56,66 triliun, sedangkan PMA US$ 22,08 miliar," imbuhnya.

(wep/ang)www.detik.com

0 komentar:

Posting Komentar